Teknik Optimisasi
Untuk menjawab pertanyaan berapa besarnya laba yang layak
untuk ditentukan oleh perusahaan, maka perlu melakukan penghitungan penentuan
laba dengan teknik optimisasi (optimization technique).
Metode dalam Menggambarkan
Hubungan Ekonomi
►
Hubungan
ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk: persamaan, tabel, grafik
►
Contoh:hubungan
antara penerimaan total (TR) dan permintaan (Q) barang dan jasa, dengan fungsi:
TR = 100Q – 10Q2
Hubungan Total,
Rata-rata dan Marjinal
►
Hubungan
Total, rata-rata dan Marjinal penting dalam optimisasi ekonomi
►
Pada
dasarnya sama meskipun berbicara mengenai produksi, biaya atau laba.
►
TC = AC X Q
AC = TC/ Q
MC = ΔTC/ ΔQ
Analisis
optimisasi
►
Analisis
optimisasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan dalam
menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba total
►
Jenis
Optimisasi :
1. Optimisasi Maksimum
2. Optimisasi Minimum
Optimisasi maksimum
►
Optimisasi
untuk hal-hal yang baik atau positif
►
Contoh:
•
Maksimum
Profit, dengan kendala
•
Maksimum
manfaat, dengan kendala minimnya fasilitas
•
Optimisasi minimum
►
Optimisasi
untuk hal-hal yang tidak baik, atau negatif
►
Contoh:
•
Minimum
kerugian dengan kendala tingginya biaya
•
Minimum
kegagalan produksi dengan minimnya sarana
•
Minimum
kecelakaan lalu lintas dengan kendalan disiplin yang masih rendah
Teknik
optimisasi
1.Memilih
alternatif terbaik dari semua kemungkinan yang dapat terjadi
Contoh: Lihat semua kemungkinan,
pohon keputusan, prinsip probabilita
2. Urutan
keputusan
Contoh : LP, NLP
3.
Prinsip-prinsip matematika : penggunaan differential atau turunan untuk
mengoptimisasikan fungsi
Contoh: turunan pertama, turunan
kedua, maksimum dan minimum dari fungsi
Optimisasi
dengan kalkulus 1
►
Analisis
optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat dengan kalkulus diferensial
: konsep turunan
►
Optimisasi
sering diperlukan untuk menemukan nilai maksimum dan minimum suatu fungsi
Optimisasi dengan kalkulus 2
►
Contoh:
suatu perusahaan ingin memaksimumkan penerimaannya, meminimumkan biaya produksi
dan memaksimumkan laba
►
Membedakan
maksimum dan minimum : turunan kedua
►
Aturan:Bila
turunan kedua positif,maka minimum
Jika turunan kedua negatif,maka maksimu
a)
menentukan nilai maksimum atau minimum
output produksi yang dapat menciptakan laba maksimal. Caranya adalah
menggunakan turunan atau derivasi tingkat satu dari suatu fungsi,
b) membedakan antara nilai maksimum dan minimum. Caranya
adalah dengan menggunakan turunan atau derivasi tingkat kedua.
Contoh:
Manajer suatu perusahaan tentu ingin perlu menghitung
berapa laba maksimal yang dapat dicapai. Maka untuk menentukan laba maksimum
tentu perlu menentukan berapa nilai revenue maksimum dan nilai cost minimum.
Misalnya suatu perusahaan mempunyai fungsi permintaan TR= 100Q – 10Q2 .
Caranya
adalah menderivasi fungsi TR tersebut hingga nilai derivasi atas fungsi tersebut
sama dengan nol (0).
Karena dihadapkan pada
pertanyaan apakah laba sebesar 5 unit tersebut merupakan nilai minimum atau
maksimum, maka perlu mencari jawabannya dengan meneruskan perhitungan hingga
turunan kedua (second derivative). Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa
turunan kedua ini berfungsi untuk membedakan antara nilai maksimum dan nilai
minimum.
Ada ketentuan yang berkaitan dengan turunan kedua, yaitu jika nilai
turunannya bernilai positif (+) berarti nilai tersebut adalah nilai minimum.
Sebaliknya, jika nilai turunannya bernilai negatif (-) berarti nilai tersebut
adalah nilai maksimum.
Karena nilai turunan kedua bertanda negatif (-20) dan turunan pertamanya
sebesar Q=5, maka berarti, atas fungsi tersebut laba maksimumnya berada pada 5
unit. Jika produksinya dikurangi
hingga kurang dari 5 unit maka perusahaan akan mengalami penurunan keuntungan.
Tentu saja produksi harus ditingkatkan hingga menjadi 5 unit.
Contoh II
Artinya, laba maksimal berada pada nilai Q = 45.
Dengan demikian, jika perusahaan memproduksi melebihi 45 unit, perusahaan akan
mengalami laba yang semakin berkurang. Ini berarti berlaku law
of deminishing return.
Contoh lain: (dengan
menggunakan fungsi marginal cost).
MC = 3Q2
–16Q + 57
Artinya, laba minimum
dicapai pada Q = 2,66.
Optimisasi
multivariat
►
Proses
menentukan titik maksimum atau minimum suatu fungsi yang mempunyai lebih dari
dua variabel
►
Contoh:
Laba = 80X -2X2 –XY -3Y2 + 100Y
Optimisasi
Terkendala (Constrained Optimization)
►
Merupakan
maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan dengan beberapa kendala.
►
Adanya
kendala-kendala tersebut mengurangi kebebasan tindakan perusahaan dan biasanya
menghalangi pencapaian optimisasi tanpa kendala
►
Dapat
dipecahkan dengan: metode substitusi dan pengali Lagrange
Optimisasi multivariate
merupakan proses penentuan nilai maksimum atau minimum atas suatu fungsi yang
memiliki dua atau lebih variabel. Langkah yang perlu ditempuh adalah terlebih
dahulu melakukan derivasi secara partial dan kemudian mengujinya dengan melalui
proses maksimisasi fungsi multivariabel. Oleh karena itu sering disebut partial derivative.
Contoh-contoh yang di bahas di atas masih
mengasumsikan variabel dependen hanya dipengaruhi oleh satu variabel saja.
Padahal dalam realita, hubungan ekonomi seringkali menunjukkan bahwa satu
variabel dependen dapat dipengaruhi oleh dua variabel bebas sekaligus atau
bahkan lebih. Sebagai contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi (atau
fungsi dari) output dan advertising secara sekaligus. Total cost dapat saja
dipengaruhi oleh pengeluaran atas biaya tenaga kerja dan juga kapital. Atau,
total profit mungkin dipengaruhi oleh penjualan barang X dan Y sekaligus.
Asumsi fungsi seperti itu penting sekali untuk
menentukan efek marginal pada variabel terikat. Efek marginal ini perlu diukur
dengan partial derivative. Yang disimbolkan dengan (untuk membedakan dengan derivasi di atas yang
disimbolkan dengan d). Pada partial derivative ini yang diderivasikan adalah
variabel terikat, bukan variabel bebas.
Sebagai contoh, anggap saja total profit (p)
merupakan fungsi dari (dipengaruhi oleh komoditi X dan Y, yang dapat ditulis
sebagai berikut:
p
= f (X, Y) = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
Constrained Optimization
Dua teknik optimisasi yang telah di bahas di atas adalah menggunakan asumsi
tidak ada kendala. Padahal, dalam praktik manajerial sangat mungkin untuk
timbulnya kendala. Sehingga keinginan untuk memaksimisasi profit juga tidak
sesuai yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut dapat berupa terbatasnya
kapasitas produksi, tidak tersedianya tenaga terampil, kelangkaan bahan baku,
adanya masalah legal, konflik dengan lingkungan, dan sebagainya. Untuk
menghitung optimisasi profit dalam kondisi terkendala, maka dapat dilakukan
dengan menggunakan dua cara yaitu, dengan optimasi terkendala biasa atau dengan
metode lagrangian multiplier.
Misalnya,
perusahaan ingin memaksimisasi profit dengan fungsi seperti yang dibahas di
atas
p
= 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
tetapi menghadapi kendala bahwa output komoditi X
dan Y harus berjumlah 12. Kalau ditulis dalam persamaan menjadi X+Y = 12
Menghadapi masalah seperti itu, maka perlu
ditentukan dulu nilai salah satu variabel, apakah X atau Y terlebih dulu.
Anggap saja yang dicari terlebih dulu adalah nilai X, maka:
X = 12-Y
Nilai ini kemudian disubstitusikan ke dalam
persamaan fungsi profit.
p = 80(12-Y)-2(12-Y)2-(12-Y)Y-3Y2+100Y
= 960 – 80Y – 2(144-24Y+Y2) – 12Y + Y2 – 3Y2
+ 100Y
= 960 – 80Y – 288 + 48Y – 2Y2 – 12Y + Y2 – 3Y2
+ 100Y
= -4Y2 + 56Y + 672
Untuk memaksimisasi fungsi profit terkendala di
atas, maka hasil tersebut diderivasi tingkat pertama, menjadi:
jadi nilai Y diketahui, yaitu Y = 7. Nilai Y
ini di substitusikan ke dalam kendala, sehingga nilai X diketahui, yaitu X = 5
X = 12 - 7 = 5. Artinya, perusahaan
akan mengalami profit maksimum ketika menjual komoditi X sebanyak 5 unit dan
komoditi Y sebanyak 7 unit. Dengan demikian total profitnya akan dapat
diketahui, yaitu:
p = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
= 868
Apabila dibandingkan dengan kondisi
tanpa kendala yang besarnya mencapai 1.356,52, maka dengan kendala profitnya
menjadi lebih kecil.
Metode Lagrangian Multiplier
Cara yang baru saja dibahas ini,
dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang agak berbeda, yaitu metode
lagrangian multiplier. Metode ini mempunyai ciri khas yaitu: 1) penggunaan
persamaan fungsi lagrangian yang disimbolkan dengan Lp mewakili variabel dependen. 2) penggunaan simbol l (lambda) yang digunakan sebagai representasi kendala, yang sekaligus
digabungkan ke dalam persamaan fungsi lagrangian. 3) nilai kendalanya
dipersamakan dengan nol terlebih dulu.
Sebagai contoh, dengan mengulang
persamaan fungsi profit yang dibahas di atas
p = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y dan kendala yang tetap
sama, yaitu X+Y=12, dengan menggunakan fungsi lagrangian akan dipersamakan
dengan nol menjadi:
X+Y-12 = 0
maka dengan menggunakan metode
lagrangian multiplier ini akan dituliskan menjadi sebagai berikut:
Lp =
80X-2X2-XY-3Y2+100Y+l(X+Y-12)
Untuk mendapatkan nilai maksimisasi
profit, maka perlu dilakukan partial derivative atas Lp dengan variabel X,Y, dan l secara bergantian. Hasil
dari partial derivative tersebut masing-masing perlu dipersamakan dengan nol.
Untuk
mendapatkan nilai X,Y,l, dan
memaksimalisasi Lp dan p,
maka perlu substraksi atas masing-masing hasil derivasi yang dipersamakan
dengan nol tersebut.
100-X-6Y+l = 0 dikalikan -1 menjadi
-100+X+6Y-l = 0
80-4X-Y+ l = 0
-20-3X+5Y = 0
untuk dapat disubstraksi dengan
X+Y-12=0, maka angka ini dimultiplikasi dengan angka 3 hingga menjadi:
3X+3Y-36= 0
-3X+5Y-20= 0
8Y-56 = 0
dengan demikian nilai Y diketahui, yaitu
56/8=7. Nilai X juga menjadi diketahui, yaitu X+7-12=0; jadi X=5. Nilai p juga diketahui, yaitu p= 868.
p = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
= 868
Dengan diketemukannya nilai X, Y, p, maka nilai l juga dapat diketahui. Caranya dengan memasukkan
angka-angka tersebut ke dalam salah satu persamaan yang mengandung unsur l. Misalnya hendak dimasukkan ke dalam persamaan
- 5 –6(7) + 100 = -l
-5 –42 + 100 = -l
l
= 53.
nilai l ini penting
untuk dterjemahkan. Nilai ini merupakan efek marginal yang menunjukkan besarnya
nilai perubahan profit akibat adanya perubahan pada kendala. Dengan nilai tersebut dapat diartikan bahwa jika kendala
berkurang sebesar 1 unit, maka profit akan meningkat sbesar 53 rupiah.
Sebaliknya jika kendala meningkat 1 unit, maka profit akan berkurang sebesar 53
rupiah.
Peralatan
Manajemen Baru untuk Optimisasi
►
Benchmarking
►
Total
Quality Manajemen
►
Rekayasa
Ulang
►
Organisasi
Pembelajar
►
Broadbanding
►
Direct
Business Model
►
Networking
►
Pricing
Power
►
Small-World
Model
►
Virtual
Integration
►
Virtual
Manajemen
Benchmarking
►
Menemukan
dengan cara terbuka dan jujur, bagaimana perusahaan lain dapat mengerjakan
sesuatu dengan lebih baik (lebih murah) sehingga perusahaan Anda dapat meniru
dan memperbaiki cara tersebut.
►
Dilakukan
dengan studi lapangan
TQM
►
Secara
konstan memperbaiki kualitas produk dan proses perusahaan sedemikian rupa
sehingga secara konsisten memberikan nilai kepuasan yang semakin meningkat
kepada pelanggan.
►
TQM
: lebih mudah, cepat dan baik
►
TQM
: penerapan metode perbaikan kualitas pada semua proses perusahaan dari
produksi sampai ke pelayanan pelanggan, penjualan dan pemasaran bahkan keuangan
►
Contoh:
General Eletric, Motorola, Harley-Davidson
Rekayasa ulang
►
Rekayasa
Ulang : Apakah sesuatu harus benar-benar dilakukan?
►
Proses rekayasa ulang berusaha mereorganisasi
perusahaan secara keseluruhan
Organisasi pembelajar
►
Menghargai
pembelajaran yang berkelanjutan baik secar individu maupun bersama-sama dan
percaya bahwa keuntungn komptitif diperoleh dari dan membutuhkan pembelajaran
yang berkelanjutan pada era informasi.
Sumber :
http://supawi-pawenang.blogspot.co.id
dinus.ac.id/repository/docs/ajar/OPTIMISASI_EKONOMI