Ekonometrika berasal dari "ekonomi" yang artinya kegiatan manusia untuk mencukpi kebutuhannya melalui usaha pengorbanan sumber daya yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal, dan "metrika" yang artinya suatu kegiatan pengukuran.
Maka makna dari
ekonometrika adlah suatu pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.Karena kgiatan
manusia yang tidak berjalan sesaat, untuk mengukur kebragaman kegiatan tersebut
diperlukan data sebagai informasi yang dapat di analisis, diinterpretasi, untuk
mengungkap kejadian masa lalu dan dapat digunakan sebagai prediksi di masa
depan.
Analisis data dapat
dilakuakn dengan berbagai cara, bisa mengguanakan grafik ( metode grafis ) atau
melalui perhitungan secara matematis (metode matematis).penggunaan metode tersebut
harus sesuai dengan teori ekonomi, karena ekonometrika bertujuan untuk mengukur
kegiatan ekonomi, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Metode grafis
digolongkan ke dalam bentuk grafik berupa kurva atau diagram. Metode grafis
unggul dalam kecepatan intepretasi informasi,
karena berbentuk gambar yang mudah di maknai. Kelemahan metode grafis
ada pada kekurangakuratannya interpretasi karena pada umumnya ditampilkan dalam
bentuk skala yang bersifat garis besar., sehuingga kurang rinci dan detail.
Metode matematis unggul
dalam kakuratan interpretasi, karena hitungannya lebih rinci, sedang
kelemahannya ada pada tingkat kesulitan untuk menghitungnya. Supaya lebih mudah
dalam menghitungnya di buat rumus-rumus dari berbagi data. Perbedaan kedua metode
tersebut terletak pada berpa besar variable dapat diungkap secara rinci.
Uraian di atas
menjelaskan kepada kita bahwa dalam ekonometrika diperlukan tiga hal pokok yang
mutlak ada, yaitu: teori ekonomi, data, dan model. Teori ekonomi meliputi teori
ekonomi mikro, makro, manajemen, pemasaran, operasional, akuntansi, keuangan,
dan lainlain. Untuk memahami data digunakan displin ilmu yaitu statistika.
Model sendiri memerlukan disiplin ilmu matematika.jadi ekonometrika merupakan
gabungan dari ilmu ekonomi, statistika, dan matematika, yang digunakan secara
simultan untuk mengungkap dan mengukur kejadian-kejadian atau kegiatan-kegiatan
ekonomi.
Dari berbagai
pakar menyatakan tentang ekonometrika.
Ekonometrika
dapat didefinisikan sebagai ilmu social yang menggunakan alat berupa teori
ekonomi, matematika, dan statistika inferensi yang digunakan untuk menganalisis
kejadian-kejadian ekonomi (Arthur S. Goldberger, 1964.p.1).
Ekonometrik
adalah gabungan penggunaan matematik dan statistik untuk memecahkan persoalan ekonomi
(J. Supranto, 1983. p.6). Ekonometri adalah suatu ilmu yang mengkombinasikan
teori ekonomi dengan statistic ekonomi, dengan tujuan menyelidiki dukungan
empiris dari hukum skematik yang dibangun oleh teori ekonomi. Dengan
memanfaatkan ilmu ekonomi, matematik, dan statistik, ekonometri membuat
hukum-hukum ekonomi teoritis tertentu menjadi nyata (Sugiyanto, Catur, 1994,
p.3)
Pentingnya
Ekonometri
Perusahaan
pengambil keputusan, terutama dalam kegiatan ekonomi, tentu memerlukan suatu
tindakan evaluatif untuk memastikan keefektifan tindakannya atau punya
keinginan untuk melakukan prediksi guna menentukan langkah terbaik yang perlu
diambil. Keingina tersebut akan mudah diperoleh jika tindakan-tindakan
sebelumnya itu diukur melalui teknik-teknik pengukuran yang terstruktur dengan
baik. Suatu bentuk
keilmuan yang mengakomodasi
bentuk pengukuran kegiatan ekonomi itulah yang disebut sebagai ekonometri.
Data dalam
ekonometrika merupakan suatu kemutlakan, begitu pula penentuan jenis data,
teknik analisanya, ataupun penyesuaian dengan tujuannya. Data yang diperlakukan
sebagai pengungkap sejarah (historical data) akan
menghasilkan evaluasi, dan untuk data yang diperlakukan pengungkap
kecenderungan (trend data) akan menghasilkan prediksi. Hasil evaluasi
ataupun prediksi yang mempunyai tingkat keakuratan tinggi saja yang akan
mempunyai sumbangan terbesar bagi pengambilan keputusan. Di sinilah letak
pentingnya ekonometrika.
Sebagai contoh
dalam mengungkap pentingnya ekonometrika, mari kita mencermati apa yang terjadi
pada hukum permintaan dan penawaran. Hukum permintaan menjelaskan bahwa bila
harga suatu barang cenderung mengalami
penurunan, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan mengalami
peningkatan. Begitu pula dalam hukum penawaran, semakin sedikit barang yang ditawarkan,
maka harga barang akan cenderung tinggi, tetapi ketika jumlah barang yang
ditawarkan semakin banyak, maka harga barang akan semakin turun. Pernyataan-pernyataan
seperti itu merupakan bentuk penyederhanaan yang hanya membahas keterkaitan
antara dua variabel, yaitu variabel harga (P) dan variabel jumlah barang (Q)
saja. Hukum permintaan menunjukkan bahwa hubungan antara variabel P dan Q
berlawanan. Di sebut berlawanan karena jika P turun, maka Q yang diminta (D) akan
bertambah, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu permintaan ditunjukkan oleh
kurva atau garis yang cenderung menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward
sloping). Lihat gambar 1.
Kondisi seperti
ini berbeda bila di hadapkan dengan hukum penawaran. Pada hukum penawaran
hubungan antara variabel P dan Q adalah searah, artinya jika P meningkat, maka
Q juga meningkat. Atau sebaliknya, jika
P menurun, maka
Q juga mengalami penurunan. Oleh karena itu penawaran ditunjukkan oleh garis
atau kurva yang cenderung meningkat dari kiri bawah ke kanan atas (upward
sloping). Lihat gambar 2.
Karena tidak
dapat menjelaskan secara angkaangka tentu saja bentuk kurva atau garis yang
ditunjukkan juga tidak dapat menggambarkan kondisi dengan sangat tepat. Kurva
hanya dapat menggambarkan kecenderungan. Untuk menjawab persoalan itu,
ekonometrika dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk model
pendekatan matematis yang berupa hitungan-hitungan metematika akan mampu untuk
menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel tertenu terhadap variabel
yang lain.
Untuk menjawab
tuntutan seperti itu, maka teori ekonomi yang sudah ada perlu dilengkapi dengan
berbagai data yang diperlukan. Dalam hal ini perannya ditunjukkan oleh
statistika. Fungsi dari statistika tidak hanya sekedar pengumpulan data saja,
tetapi meluas hingga interpretasi terhadap pentingnya data tersebut, cara
perolehan, jenis data, hingga sifat data.
Jenis Ekonometrika
Ekonometrika terbagi menjadi
dua macam, yaitu ekonometrika toritis (theoretical econometrics) dan ekonometrika
terapan (applied econometrics). Ekonometrika teoritis berhubungan dengan
pengembangan metode yang tepat untuk mengukur hubungan ekonomi dengan model
ekonometrik. Ekonometrika terapan menggambarkan nilai praktis dari penelitian
ekonomi, sehingga mencakup aplikasi teknik-teknik ekonometri yang telah
dikembangkandalam ekonomi teoritispad bidang teori ekonomi untuk digunakan
sebagai alat pengujian teori atau peramalan.
Tujuan ekonometrika dapat
dipersatukan sebagai alat verifikasi, penaksiran ataupun peramalan. Verifiksi untuk
mengetahui dengan pasti kekuatan suatu teori melalui pengujian secara empiris. Ekonometrika
berkaitan dengan analisa kuantitatif yang menghasilkan taksirannumerik untuk
melakukan taksiran dari hasil suatu kegiatan ekonomi, itu yang di sebut fungsi
penaksiran. Taksiran numeric tersebut dapat pula digunakan untuk mengindera
kejadian masa yang akan datang dengan derajat probabilitas atau yang biasa di
kenal dengan forecasting (peramalan)
Penggunaan ekonometrika
Penggunaan asumsi dalam ilmu
ekonomi merupakan refleksi dari kesadaran bahwa tidak mungkin untuk dapat
mngungkap dengan pasti factor-faktor apa saja yang salig terkait atau
mempengaruhi sehingga dapat membatu penyederhanaan model. Asumsi yang biasa
diguanakan adalah asumsi ceteris paribus ( hal yang tidak diungkapkan dengan
tetap). Asumsi ini digunakan karena sangat banyaknya variable dalam ilmu social
yang saling mempengaruhi yang sangat sulit untuk di analisis secara bersamaan.
Model matematis merupakan
salah satu model untuk menggambarkan teori yang di terjemahkan dalam matematis,
dikembangkan dalam bentuk persamaan mewakili variabel. Untuk memudahakan
tahapan proses analisis dan mendapatkan jawaban yang valid maka perlu
menggunakan metodologi ekonometrika yang memadai.
Metodologi Ekonometri
Metodologi ekonometri
merupakan serangkaian tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam kaitan untuk melakukan
analisis terhadap kejadian-kejadian ekonomi. Secara garis besar, tahapan metodologi
ekonometri dapat diurutkan sebagai berikut:
1. merumuskan
masalah
2. merumuskan
hipotesa
3. menyusun
model
4. mendapatkan
data
5. menguji model
6. menganalisis
hasil
7.
mengimplementasikan hasil
Merumuskan Masalah
Merumuskan suatu
masalah berarti mengungkap hal-hal apa yang ada di balik gejala atau informasi
yang ada, dan sekaligus mengidentifikasi penyebab-penyebab utamanya. Oleh
karena itu, di
dalam merumuskan masalah tidak dapat dilepaskan dari pemahaman teori-teori yang
melandasi atau kontekstual dengan penelitian, mengungkap mengapa penelitian itu
dilakukan, dan sekaligus mampu membuat rencana untuk menentukan langkah untuk
mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada. Perumusan masalah yang baik tentu
disertai dengan latar belakang masalah, karena itu merupakan sumber informasi
yang digunakan untuk memahami keterkaitan permasalahan yang dirumuskan. Umumnya
perumusan masalah dalam suatu penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat
pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Karena membutuhkan jawaban, maka akan semakin
baik jika apa yang mendasari permasalahan itu adalah hal-hal yang menarik minat
peneliti.
Merumuskan Hipotesa
Hipotesa merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian, sehingga perlu diuji lebih
lanjut melalui pembuktian berdasarkan data-data yang berkenaan dengan hubungan
antara dua atau lebih variabel. Rumusan hipotesa yang baik seharusnya dapat menunjukkan
adanya struktur yang sederhana tetapi jelas, sehingga memudahkan untuk
mengetahui jenis variabel, sifat hubungan antar variabel, dan jenis data. Perumusan
hipotesa biasanya berupa kalimat
pernyataan yang
merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti.
Menyusun Model
Dalam ilmu ekonomi,
model ekonomi didefinisikan sebagai konstruksi teoritis atau kerangka analisis
ekonomi yang menggabungkan konsep, definisi, anggapan, persamaan, kesamaan (identitas)
dan ketidaksamaan dari mana kesimpulan akan diturunkan. Sebagaimana namanya, dalam ilmu ekonomi tentu
yang digunakan adalah variabel-variabel ekonomi saja. Untuk variabel non ekonomi
tidak perlu dipilih, atau dimasukkan saja kedalam asumsi ceteris paribus.
Variabel ekonomi dibedakan menjadi:
1. Variabel
Endogin, yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian si pembuat model, atau
variabel yang ditentukan di dalam model dan ingin diamati variansinya.
2. Variabel
Eksogin, yaitu variabel yang dianggap ditentukan di luar sistem (model) dan diharapkan
mampu menjelaskan variasi variabel endogin.
3. variabel
kelambanan, yaitu variabel dengan unsur lag, yang umumnya digunakan untuk data runtut
waktu.
Fungsi model dalam
ekonometrika adalah sebagai tuntunan untuk mempermudah menguji ketepatan model penduga.
Salah satu bentuk model adalah berupa persamaan fungsi secara matematis. Karena
pada hakikatnya sebuah fungsi adalah sebuah persamaan matematis yang menggambarkan
hubungan sebab akibat antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variabel
lain. Ketepatan
model itu sendiri mempunyai dua tujuan yaitu: Pertama, untuk mengetahui apakah
model penduga tersebut merupakan model yang tepat sebagai estimator. Kedua,
untuk mengetahui daya ramal atau goodness of fit dari model penduga. Model
persamaan ini disebut pula sebagai metode regresi yang diharapkan dapat
menjawab hipotesis yang telah ditentukan.
Mendapatkan Data
Mendapatkan data
merupakan suatu langkah yang harus dilakukan oleh peneliti, agar dapat menjamin
bahwa data yang dianalisis adalah benar-benar menggunakan data yang tepat. Hal
ini penting untuk mendapatkan hasil analisis yang tidak bias atau menyesatkan.
Para peneliti terdahulu telah mengingatkan agar jangan sampai dalam penelitian
terdapat GIGO, garbage In garbage out. Tahapan yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan data pra analisis meliputi: penyuntingan data, pengembangan variabel,
pengkodean data, cek kesalahan, pembentukan
struktur data,
tabulasi. Penyuntingan data, adalah upaya proses data untuk mendapatkan data yang
memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan komplit. Pengembangan variabel,
yaitu memperluas variansi data, misalnya mentransformasi menjadi data dalam angka
logaritma, melakukan indeksasi data, komposit, dan lain-lain. Pengkodean data,
melakukan koding terhadap data yang akan digunakan dengan cara yang sesuai,
seperti koding terhadap variabel dummy, data ordinal, data interval, dan
lain-lain. Cek kesalahan, merupakan finalisasi pengujian data agar
betul-betul mendapatkan
data akhir yang valid. Strukturisasi data, membuat kesedian data agar dapat digunakan
dengan baik di kemudian hari. Tabulasi data, biasanya tidak dimasukkan sebagai prosedur
analitik dalam penelitian ilmiah karena tidak mengungkapkan hubungan dalam
data. Kendati demikian, banyak riset bisnis yang ditujukan untuk penjelasan masalah
dan atau menemukan hubungan. Tabulasi menyajikan hitungan hitungan frekuensi
dari satu hal (analisis frekuensi) atau perkiraan numerik tentang distribusi
sesuatu (analisis deskriptif). Tabulasi
merupakan alat
analisis bisnis. Tabulasi juga bermanfaat bagi peneliti sebagai alat menyusun
kategori ketika mengubah variabel interval menjadi klasifikasi nominal. Dengan
kata lain, tabulasi mendeskripsikan jumlah individu yang menjawab pertanyaan
tertentu. Tabulasi
dapat juga
digunakan untuk menciptakan statistic deskriptif mengenai variabel-variabel
yang digunakan atau tabulasi silang.
Menguji Model
Untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kesahihan model terbaik yang dihasilkan, maka perlu
dilakukan uji ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual dapat diukur
dari goodness of fit-nya. Untuk melakukan uji goodness of fit pengukurannya
dilakukan dengan menguji nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya
(R2) pada hasil regresi yang telah
memenuhi uji
asumsi klasik. Uji nilai statistik t untuk mengetahui pengaruh secara
individual variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F untuk
mengetahui secara bersama-sama.
semua variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan koefisien
determinasi untuk menentukan seberapa besar sumbangan variabel independen
terhadap variabel dependen. Uji asumsi klasik juga perlu dilakukan terhadap model
agar memperteguh validitas model, yang dapat dilakukan melalui pengujian
normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, juga heteroskedastisitas.
Menganalisis
Hasil
Analisis
ekonometrika dimulai dari interpretasi terhadap data dan keterkaitan antar
variabel yang
dijelaskan di
dalam model. Tidak hanya analisis regresi, analisis korelasi juga perlu
dilakukan untuk mendapatkan hasil pengukuran hingga benar-benar valid. Analisis
regresi akan mendapatkan hasil pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Sedang untuk analisis korelasi berguna untuk mengetahui hubungan antar
variabel tanpa membedakan apakah itu variabel dependen ataukah independen. Tanda
positif atau negatif pada masing-masing koefisien perlu untuk dicermati, karena
mempunyai keterkaitan langsung terhadap kesesuaian dengan teori yang dirumuskan
dalam model. Pengabaian terhadap kedua tanda tersebut, dapat menjadikan hasil
regresi tidak sesuai dengan teori yang melatar belakangi.
Hal lain yang
tidak kalah pentingnya adalah pengimplemantasian dari hasil pengukuran. Karena
sebagus dan
sebenar apapun hasil penelitian, apabila tidak ditindaklanjuti dalam bentuk
implementasi, tidak akan berarti apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar